KONSEP PENDIDIKAN
MENURUT
IBNU KHALDUN
IMAM GHAZALI
FAZLURRAHMAN
MUHAMAD
IQBAL
Oleh
Kelompok
4
Rahmanto
tunggali
Erpianita
ponuntul
Alhanapi
aku
Pratiwi
ginoga
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO
2014
PENDIDIKAN
MENURUT IBNU KHALDUN
Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun dalam masalah
pendidikan tertuang dalam karya besarnya, Muqaddimah pada bab VI yang
terdiri dari 50 pasal, yang antara lain sebagi berikut:
1) Pembagian Ilmu
Menurut Ibnu Khaldun Ilmu itu ada dua macam;
pertama ilmu yang menjadi tujuan (ulumun maqsudan bidzatiha) seperti
ilmu-ilmu syariah dan kedua ilmu alat atau pelantara untuk memahami ilmu
pertama, seperti ilmu bahasa, ilmu hitung, ilmu ushul fiqh, ilmu logika dan
lain-lain.
2) Tujuan
Pendidikan Islam
Ibnu Khaldun mengatakan:”Tujuan pendidikan
Islam adalah dapat menanamkan keyakinan imaniyah di dalam hati/jiwa peserta
didik, menginternalisasi nilai-nilai moral yang luhur melalui nilai-nilai agama
sehingga mampu member pencerahan jiwa, penguatan moral dan memotivasi prilaku
yang baik”
Ibnu Khaldun juga mengatakan tujuan pendidikan
Islam secara praktis adalah: Memberi peluang kepada peserta didik mampu
berpikir untuk berbuat dengan benar, member peluang kepada peserta didik untuk
dapat hidup berkualitas di dalam masyarakat yang maju, memberikan kemampuan
untuk mendapatkan pekerjaan sebagai sumber penghasilan dan dapat mengembangkan
perilaku yang terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Kesemuanya harus dikembangkan
melalui pendidikan yang berasaskan ajaran dan nilai-nilai Qur’ani
3) Sumber Ilmu
Menurut Ibnu Khaldun ilmu-ilmu yang ada di
tengah-tengah masyarakat sumbernya dari dua jalur: Pertama al-Ulum
an-Naqliyah, yaitu ilmu-ilmu yang diperoleh manusia secara berantai dan
akhirnya berujung pada penerima ilmu tersebut dari sumber pokoknya, yaitu Tuhan
dengan melalui wahyu. Ini yang dimaksud ilmu agama yang akal manusia tidak
mempunyai banyak otorita dalam ilmu tersebt kecuali terbatas kepada penafsiran dan
dalam aplikaisnya tetapi tidka dapat merubah atau menggantikannya.Kedua al-Ulum
al-Aqliyah, yang diperoleh manusia melalui kemampuan nalarnya dan kekuatan
akalnya, seperti ilmu-ilmu pengetahuan alam, ilmu kedokteran, logika dan
filsafat.
PENDIDIKAN MENURUT IMAM AL
GHAZALI
Al- Ghazali
tidak merumuskan pengertian pendidikan secara jelas. Namin berdasarkan unsur
pembentuk pengertian pendidikan yang diungkapkan dapat dirumuskan pengertian
pendidikan menurut Al-Ghazali.
Adapun
unsur-unsur pembentuk pengertian pendidikan dari Al-Ghazali dalam pernyataan
berikut ini:
“Sesungguhnya
hasil ilmu itu ialah mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam,
menghubungkan diri dengan ketinggian malaikat dan berkemampuan dengan malaikat
tinggi.”
“Dan ini,
sesungghunya adalah dengan ilmu yang berkembang melalui pelajaran dan bukan
ilmu yang beku yang tidak berkembang.”
Jika kita
perhatikan, pada kutipan yang pertama, kata “hasil” menunjukkan proses, kata
“mendekatkan diri kepada Allah” menunjukkan tujuan dan kata “ilmu” menunjukkan
alat, sedangkan pada kutipan kedua merupakan penjelasan mengenai ilmu, yakni
disampaikan dalam bentuk pengajaran.
Mengenai proses
pendidikan, kapan dimulai dan kapan berakhirnya, Al-Ghazali mengemukakan bahwa
batas awal berlangsungnya proses pendidikanadalah sejak bersatunya sperma dan
ovum sebagai awal kejadian manusia. Mengenai batas akhir pendidikan, Al-Ghazali
mengutip sebuah pernyataan Abu Darda sebagai berikut:
“Orang yang
berilmu dan orang yang menuntut ilmu itu adalah dua sekutu yang berserikat pada
kebaikan dan manusia yang lainnya adalah bodoh. Hendaklah engkau menjadi orang
yang berilmu atau belajar atau mendengar, dan jangan engkau menjadi orang yang
keempat (tidak salah seorang dari yang tiga tadi), maka binasalah engkau.”
Anjuran Abu
Darda’ dalam pernyataan diatas adalah. Manusia harus berilmu dengan mengajarkan
ilmunya selama hidup manusia dituntut untuk melibatkan diri dalam pendidikan
sehingga mejadi insan kamil.
Dari uraian
diatas, maka dapat dirumuskan pendidikan menurut Al-Ghazali adalah “Proses
memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui
berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara
bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan
masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia
sempurna (insan kamil).
PENDIDIKAN MENURUT FAZLURRAHMAN
Pendidikan
islam menurut Fazlur Rahman bukan sekedar perlengkapan dan peralatan fisik atau
kuasi fisik pengajaran seperti buku-buku yang diajarkan ataupun struktur
eksternal pendidikan, melainkan sebagai intelektualisme islam karena baginya
hal inilah yang dimaksud dengan esensi pendidikan tinggi islam. Hal ini
merupakan pertumbuhan suatu pemikiran islam yang asli dan memedai, dan yang harus
memberikan kriteria untuk menilai keberhasilan atau kegagalan sebuah sistem
pendidikan islam.
Pendidikan islam dapat mencakup dua pengertian besar. Pertama, pendidikan islam dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan didunia islam seperti yang diselenggarakan dipakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk konteks Indonesia, meliputi pendidikan dipesantren, di madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai aliyah), dan diperguruan tinggi islam, bahkan bisa juga pendidikan agama islam disekolah (sejak dari dasar sampai lajutan atas) dan pendidikan agama islam diperguruan tinggi umum. Kedua, pendidikan tinggi islam yang disebut dengan intelektualisme islam. Lebih dari itu, pendidikan islam menurut Rahman dapat juga dipahami sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifay-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.
Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.
Pendidikan islam dapat mencakup dua pengertian besar. Pertama, pendidikan islam dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan didunia islam seperti yang diselenggarakan dipakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk konteks Indonesia, meliputi pendidikan dipesantren, di madrasah (mulai dari ibtidaiyah sampai aliyah), dan diperguruan tinggi islam, bahkan bisa juga pendidikan agama islam disekolah (sejak dari dasar sampai lajutan atas) dan pendidikan agama islam diperguruan tinggi umum. Kedua, pendidikan tinggi islam yang disebut dengan intelektualisme islam. Lebih dari itu, pendidikan islam menurut Rahman dapat juga dipahami sebagai proses untuk menghasilkan manusia (ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifay-sifat seperti kritis, kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil, jujur, dan sebagainya.
Dengan mendasarkan pada al-Qur’an, tujuan pendidikan menurut Fazlur Rahman adalah untuk mengembangkan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif, yang memungkinkan manusia untuk memanfaatkan sumber-sumber alam untuk kebaikan umat manusia dan untuk menciptakan keadilan, kemajuan, dan keteraturan dunia.
PENDIDIKAN MENURUT MUHAMAD IQBAL
Pendidikan menurut Muhammad iqbal selama berabad-abad, kaum muslim terpukau oleh pemahaman keagamaan yang
sempit, seakan-akan mengkaji alam semesta dan sejarah bukan merupakan perbuatan
agama. Dengan keterpukauan ini, tidak mengherankan apabila kaum teolog abad
klasik terlalu sibuk mengurus Tuhannya, sehingga manusia dibiarkan terlantar
dibumi. Dibawah bayang-bayang filsafat Hellenisme-yunani, teologi islam telah
berkembang jauh. Akan tetapi pada waktu yang sama , teologi ini telah
mengaburkan wawasan kaum muslim tentang Al-quran. Oleh karena itu iqbal
memandang bahwa kini sudah saatnya kaum muslim melakukan rekonstruksi pemikiran
dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan islam.
Secara kontekstual, seluruh pemikirannya mengisyaratkan perlunya
rekonstruksi dalam bidang pendidikan islam. Melalui sajak-sajaknya sebenarnya
M. Iqbal secara tekstual belum pernah menulis teori atau filsafat pendidikan
dalam melakukan kritik terhadap sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu.
Setelah M. Iqbal mengemukakan kritiknya terhadap dua
sistem pendidikan yang ada pada waktu itu, bagaimanakah pemikiran iqbal sendiri
tentang pendidikan? Bagi Iqbal pendidikan adalah
suatu keseluruhan daya budaya yang mempengaruhi kehidupan perorangan maupun
kelompok masyarakat. Yang meliputi prinsip dasar: konsep individualitas,
pertumbuhan individualitas, keserasian jasmani dan rohani, individu dan
masyarakat, evolusi kreatif, peranan intelek dan instituisi, pendidikan watak,
tata kehidupan sosial Islam, suatu pandangan kreatif tentang pendidikan. Ada 8 pandangan yang dikemukakan iqbal tentang pendidikan dalam rangka melaksanakan gagasan
rekonstrusi pemikirannya.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar